Mengapa Mahasiswa Harus Berorganisasi ?
October 31, 2018
Edit
Cerita Kutipan seorang Teman : Jujur dulu saya adalah orang yang sangat pemalu dan tidak berani berbicara banyak didepan umum, saking malunya sampai-sampai saya minder dengan temen yang pinter dalan berbicara didepan umum. Tidak hanya itu ada beberapa kegiatan di sekolah yang tidak saya ikuti seperti Latihan Pramuka, Osis dll. Saya pergi sekolah betul-betul untuk menerima pelajaran dan setelah itu pulang. Karena selalu begitu banyak informasi yang tidak sampai ke saya, membuat saya tidak punya nyali untuk berinteraksi dengan guru atau saat menyampaikan sesuatu di depan teman-teman.
Mungkin teman-teman merasa lucu dan mengatakan itu konyol, sadis dan sebagainya. Ia saya akui itu dan sulit untuk tidak mengiyakannya. Hehehehe
Pada saat saya masuk diperguruan tinggi, dengan terpaksa saya harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang sadis diatas. Karena saya harus berurusan dengan orang-orang yang berasal dari berbagai Kecamatan ataupun Daerah. Awalnya memang sulit dan butuh waktu lama buat saya untuk bisa beradaptasi.
Diawal perkuliahan saya diajak oleh seorang senior untuk bergabung disebuah organisasi kerohanian. Dilihat dari namanya tentu kita berpikir bahwa disana adalah tempat dimana kita mendalami iman atau hal-hal religius lainya, dan alasan semacam itu juga yang membuat saya cepat tertarik dengan ajakan senior itu.
Pada saat saya saya aktif di situ, baru saya benar-benar paham pergerakan dari organisasi tersebut yang sesunggunya, yakni tentang pengembangan diri, kehidupan sosial, dan banyak hal yang secara langsung ataupun tidak langsung kita dapatkan.
Melihat kondisi mahasiswa sekarang yang acuh tak acuh dengan organisasi, membuat saya tertarik untuk membahas tentang pengembangan diri atau dengan kata lain peningkatkan kualitas hidup kita seperti:
1.Public Speaking,
Berbicara tentang public speaking berarti berbicara tentang kemampuan kita untuk bisa berbicara di depan umum. Hal ini bisa dibilang gampang-gampang susah, ada yang mengatakan berbicara didepan umum itu gampang, dan ada yang mengatakan sulit. Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti pertemuan di sebuah organisasi, pada saat seseorang berbicara, yang lainnya ketawa karena pembicaraannya tidak logis. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, apalagi bagi kita sebagai mahasiswa. Apa yang harus kita pertanggung jawabkan ketika nanti kita selesai menempuh S1, haruskah kita menunjukan ketidakmmpuan kita yang akan hanya membuat orang ketawa saja? Tentu saja itu bukan cita-cita kita bukan?
Seperti yang sudah diceritakan di atas, dulu saya sangat pemalu, dan tidak bisa berinteraksi, namun setelah mengikuti berbagai proses di organisasi setidaknya saya sudah bisa menyampaikan maksud saya ke orang lain, baik itu pada saat rapat maupun pada saat memberikan sosialisasi.
Memang belum sempurna juga, tetapi organisasi telah membuat saya berani, percaya diri dan mampu mengangkat potensi diri saya. Karena sebetulnya semua orang punya potensi tinggal saja bagaimana dan dengan cara apa kita mengangkat potensi tersebut, untuk saat ini jawaban terbaiknya adalah organisasi.
2.Melatih skil kepemimpinan
Orang yang aktif di organisasi cendrung memiliki kemampuan untuk bisa mengutarakan dan mempertahankan argument, mempengaruhi dan mengarahkan teman-temannya serta memiliki waktu yang cukup banyak untuk melatih dirinya dalam menggerakkan roda organisasi. Mengingat tugas mahasiswa sebagai agen perubahan atau agent of change tentu saja hal ini sangat bermanfaat bagi kita, sehingga nantinya kita bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat dan didambakan.
3.Memperluas Relasi
Hal berikut yang tidak kala penting adalah tentang relasi. Kita sebagai makhluk sosial tentu sangat mendambakan memiliki teman yang banyak dalam kehidupan ini.
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik itu budaya, ras, suku, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat besar manfaatnya bagi kita sebagai mahasiswa. Mengapa? Mahasiswa bisa dikatakan manusia penasaran, dia selalu dan selalu ingin mengatahui sesuatu atau rasa ingin tahunya tinggi. Nah ketika kita berada dalam suatu organisasi, kedekatan emosional membuat kita dengan mudah menanyakan kebiasaa-kebiasaan atau adat dan segala macamnya dari teman-teman kita yang beragam latar belakang tersebut. Hal inilah yang membuat pengetahuan dan wawasan kita meningkat.
Selain itu, Kita tidak akan kekurangan informasi apapun atau kita selalu bisa mengupdate hal-hal baru dalam kehidupan ini. Tentu hal ini sangat penting, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang, misalnya ketika kita membutuhkan pekerjaan dan lain sebagainya.
Itulah sedikit cerita yang bisa saya bagikan untuk menjawab pertanyaan “Mengapa mahasiswa harus berorganisasi?”
Dan tentu masih banyak hal-hal bermanfaat lainnya yang suatu saat nanti sangat anda butuhkan seperti pengalaman dan sebagainya, yang hanya bisa anda temukan di organisasi.
13 Alasan Kenapa Ikut Organisasi Saat Kuliah adalah Pengalaman yang Paling Berharga!
Apa sih tujuan utamamu saat menginjakkan kaki di Perguruan Tinggi / Universitas? Apalagi kalau bukan kuliah, menimba ilmu sebaik-baiknya, dapat IPK yang bagus, lalu lulus tepat waktu dan jadi sarjana. Yup, itu udah jadi alasan utama yang nggak perlu kita cari-cari lagi saat kita memutuskan untuk kuliah di Perguruan Tinggi / universitas.
Tapi masa iya sih kesempatan emas untuk kuliah hanya untuk melakukan hal yang pasti itu saja? Coba deh kita pikir kembali, apa nggak rugi kalau selama bertahun-tahun cuma kita habiskan menimba ilmu di dalam kelas sambil duduk manis mendengarkan dosen? Kita seharusnya bisa dapat ilmu dan pengalaman yang lebih dari itu lho!
Selama kuliah, rugi banget rasanya kalau kamu nggak mengeksplor dan bereksperimen dengan diri sendiri dan oraganisasi-organisasi di kampus maupun di luar kampus. Kapan lagi kamu bisa mengaktualisasikan diri dan mengembangkan kemampuanmu dengan sebebas-bebasnya kalau bukan di masa-masa kuliah? Karena itulah, sebelum kamu mengucap selamat tinggal pada kampus tercintamu, penting bagimu untuk bergabung dengan oraganisasi. Kenapa?
1. Bergabung dengan organisasi akan memberimu banyak kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang yang menginspirasi
Pada fase awal kamu diterima di organisasi, kamu mulai belajar bahwa di organisasimu ada senior yang sudah lama menjabat dan mengurus. Kamu akan ditempatkan dengan orang yang berbeda latar belakang, budaya, etnis, agama dan pemikiran dengan kamu. Fase ini mengajarkanmu, untuk mulai beradaptasi dan bergaul dengan mereka.
Atasanmu di sini bukanlah dosen yang wajib mengajarimu tiap hari. Mereka adalah calon-calon pemimpin masa depan, yang bisa kamu ajak berdiskusi untuk dapat menginspirasi dirimu mengenai terobosan yang mereka buat.
Sedang rekan-rekan kerjamu di organisasi adalah tempat dimana kamu dapat terus belajar untuk berbagi berbagai kisah, mendengarkan cerita hidupnya agar kamu menjadi pemimpin yang mampu mengerti bahwa segala hal punya alasannya.
‘’Become friends with people who aren’t your age. Hangout with people whose first language isn’t the same as yours. Get to know someone who doesn’t come from your social class. This is how you see the world. This is how you grow.”
2. Kamu mulai belajar bahwa tekanan membuat mentalmu dirimu menjadi lebih kuat dan bijaksana dalam memandang permasalahan
Periode 1-2 tahun menjabat di organisasi, mengajarkanmu banyak hal. Dari mulai tekanan secara mental baik dari dalam dan luar, setiap deadline yang tak kunjung berhenti,complain ataupun komentar dari anggota organisasi, dan yang paling penting caci makian yang seakan-akan kamu tidak bisa apa-apa dan belum bisa melakukan yang terbaik.
Tapi di balik itu semua, fase ini melatihmu untuk jadi pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya, agar siap menyongsong masa depan untuk menghadapi tekanan yang jauh lebih berat lagi. Fase ini juga mengajarkan kamu untuk jauh lebih bijak dalam berbicara, mengambil keputusan, dan merespon setiap tekanan yang masuk di diri kamu.
‘’Tuhan menaruhmu di tempatmu yang sekarang, bukan karena kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata.”– Dahlan Iskan
3. Kamu mulai belajar dari nol untuk menjadi seorang leader yang bijaksana dan disegani, bukan jadi pemimpin yang asal jadi.
Pada fase ini, kamu bukan diajarkan untuk menjadi orang yang “poker face”. Selama kamu menjabat, kamu akan belajar bahwa kamu akan dibicarakan dari belakang oleh beberapa orang/kelompok tertentu.
Tahap itu justru bukan mengajarkanmu untuk mencari perkelahian dengan mereka, tetapi tahap itu membentuk kamu untuk tetap tersenyum, dan bergaul seakan-akan tidak ada yang pernah terjadi di antara kamu dan orang yang membicarakanmu.
Karena pemimpin bukanlah orang yang suka membicarakan, mereka justru dibicarakan karena mereka mampu melalui tahap dan rintangan.
“Kritik yang dasarnya kebencian bukan saja tidak konstruktif tapi juga membutakan dan membusukkan hatimu sendiri.– Joko Anwar”.
4. Kamu belajar untuk merencanakan manajemen waktumu sedini mungkin, dan inilah cikal bakal kemandirianmu nanti.
Kepadatan tugas kuliah, dan acara organisasi membuat kamu berusaha untuk dapat meng-handle semuanya dengan baik, dan tetap bertanggung jawab. Ingatlah, kuliah itu adalah tugasmu, dan organisasi adalah suatu bentuk kepercayaan yang diberikan kepadamu.
Fase ini, kamu mulai belajar tentang manajemen waktu, kapan harus belajar, kapan harus mengerjakan tugas, kapan harus menghadiri acara organisasi, serta kapan harus menikmati hiburan dan jauh dari bingkai kesibukan kuliah dan organisasi.
5. Dalam organisasi kamu akan terbiasa melihat segala hal dari sudut pandang yang berbeda, sehingga pemikiranmu jadi terbuka dan tidak egois.
Pengambilan suatu kebijakan/keputusan yang sulit, membuat kamu belajar apa penyebab di balik segala hal yang terjadi. Ternyata, di sini ada perbedaan pendapat antara organisator yang satu dan yang lain.
Tahap ini membuka perspektifmu lebih luas, akan cara pikir rekan organisasimu. Seperti, mengapa mereka memilih option A dibandingoption B, dari beberapa option manakah yang paling efektif dan bisa diterima oleh semua anggota, dan masih banyak hal lainnya.
Tahap ini juga mengajarkanmu untuk tidak egois terhadap dirimu sendiri, tapi mau menerima pendapat orang lain secara tulus dan bijak, dan bukan membicarakan keputusannya yang dinilai salah di belakang anggota yang lainnya.
6. Tak hanya belajar soal manajemen waktu saja, tapi kamu juga mulai untuk melakukan perencanaan terhadap siklus keuanganmu.
Kesibukan di berbagai macam aktivitas, membuat kamu belajar berhemat tentang pemasukanmu. Ada uang kas yang harus dibayar, iuran kepanitiaan, uang makan dan transportasi selama satu bulan, ditambah kalau tiba tiba kamu drop karena sakit, dan buru-buru harus tarik dana dari ATM ketimbang menunggu transfer dari orang tua.
Belum ditambah, dengan uang nonton kalau kamu punya gebetan, dan uang hangoutbareng teman-teman. Jangan sampai nasi garam jadi santapan akhir bulanmu. Banyaknya pengeluaran karena gabung dengan organisasi mungkin memang bisa membuat dompetmu cepat kering, tapi percayalah uang yang kamu keluarkan tidak akan sia-sia karena kamu telah sudah berinvestasi pengalaman di masa mudamu.
7. Kamu mulai belajar selangkah demi selangkah untuk tidak lagi salah melangkah dan gegabah dalam mengambil keputusan.
Selama ini kamu sudah banyak belajar tentang pengambilan keputusan, dan dampak/akibat yang kamu rasakan. Apakah hal tersebut baik atau buruk bagi dirimu dan sekitarmu. Dengan berbagai pengalaman organisasi yang sudah kamu miliki, membuat kamu belajar untuk tidak lagi salah melangkah dalam mengambil keputusan.
Kamu mulai berpikir matang-matang dan mempertimbangkan segala aspek yang terjadi saat mengambil keputusan yang satu dibanding yang lain.
“Success is what happens after you’ve survived all your mistakes.”
8. Kamu mulai mengerti akan suatu alasan mengapa sebuah kebijakan perlu diambil dalam sebuah organisasi, sehingga kamu pun tak lagi mudah nge-judge seseorang.
Kalau kamu pernah duduk, setidaknya sampailevel di bawah ketua/pimpinan organisasimu, kamu akan belajar bahwa menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah. Tahap ini mengajarkanmu, bahwa setiap keputusan yang diambil pemimpinmu mempunyai alasan kuat dibaliknya, yang mungkin orang lain tidak mengetahuinya.
Tahap ini juga mengajarkanmu untuk membungkam mulutmu beserta mulut orang terdekatmu untuk tidak menjudge satu buah kebijakan dari satu sudut pandang saja, melainkan memikirkan berbagai alasan pengambilan kebijakan.
‘’I’m not telling you it’s going to be easy – I’m telling you its going to be worth it”
9. Kamu belajar bahwa orang yang kuat adalah orang yang terus berjalan dan tetap tersenyum sekalipun hantaman dunia keras menerjangnya.
Ini adalah fase yang membuat kamu untuk tetap terus semangat, belajar menjadi inspirasi bagi orang lain. Saat kamu menggantikan posisi pemimpinmu adalah tahap dimana kamu akan belajar merasakan apa yang dirasakan pemimpin terdahulumu selama ia menjabat.
Kamu belajar bahwa ternyata selama ini, banyak masalah yang dihadapi di departemenmu, dan tekanan yang membuatnya akan stres. Tapi justru, pemimpinmu tetap berdiri tegap, dan melebarkan senyumannya seakan matahari tak pernah terbenam, dan selalu memimpin organisasimu untuk tetap bertahan pada kondisi sesulit apapun.
Ini membuatmu belajar untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam kondisi seperti ini kamu akan belajar untuk terus memotivasi dirimu sendiri dan juga teman-temanmu, dan kamu akan selalu berafirmasi:
“Gue harus kuat, gue gak boleh lemah! Gue harus bisa lebih baik!”
10. Kamu belajar akan kompetisi antar sesama anggota organisasi, dan kamu akan terbiasa untuk belomba-lomba melakukan kemampuan terbaikmu.
Sebelum kamu menembus dunia pekerjaan, kamu sudah mulai belajar berkompetisi di organisasi. Dari mulai seleksi kepengurusan yang diadakan di organisasi. Ada organisasi yang memberikan seleksi bertahap untuk merekrut anggotanya. Ada pula organisasi yang melakukan riset secara khusus, untuk memilih siapa yang layak untuk menjadi pengurus organisasi mereka.
Capability dan attitude-mu dipertaruhkan pada posisi ini. Mereka akan melihat siapa yang layak melanjutkan tongkat estafet kepengurusan selanjutnya. Fase ini banyak mengajarkanmu untuk tetap terus berjuang menjadi yang terbaik, tidak hanya dari segi kapabilitas, tapi juga tingkah lakumu sebagai seorang pemimpin. ‘’Attitude is everything!”.
11. Kamu belajar untuk siap dan tegar dalam menghadapi berbagai komentar yang datang terhadap segala keputusan yang telah kamu ambil.
Kalau kamu pernah menjabat sebagai pemimpin di suatu departemen, dan harus mengambil suatu keputusan, kamu akan belajar bahwa tidak ada keputusan yang terbaik di dunia ini, yang ada hanyalah keputusan yang lebih baik.
Kamu belajar, bahwa dunia akan memberikanjudgement mereka terhadap kebijakan/keputusan yang kamu ambil, sekalipun kamu telah mempertimbangkan berbagai aspek dan dampak yang dapat menguntungkan dan merugikan organisasi, dengan opportunity cost terendah.
‘’Kegagalan adalah bukti bahwa kita tengah bergerak menuju tujuan. Bukankah kita tersandung hanya ketika kita sedang bergerak?”
12. Kamu belajar untuk memanfaatkan waktumu untuk terus belajar, jatuh, dan salah kemudian bangkit kembali, karena ini adalah metamorfosa seorang .
Berbagai kesalahan yang pernah kamu buat di masa lalu, atas dasar keinginanmu untuk keluar dari zona amanmu, membuatmu belajar untuk tidak lagi berbuat salah di masa depan. Seperti kutipan berikut ini:
“Anak muda harus banyak buat kesalahan, agar tidak salah lagi di masa tuanya.’’