-->

Penjelasan Inflasi dan Deflasi

Hai Mahasiswa - Berbicara mengenai perekonomian suatu negara pastilah pernah mendengar katainflasi dan Deflasi. Inflasi ini sering dikaitkan dengan kondisi perekonomian yang tidak baik apalagi jika inflasi tidak wajar atau tidak terkendali. Seringkali kita mendengar inflasi inilah yang menjadi penyebab dari suatu krisis ekonomi di suatu negara.



Sedangkan deflasi sendiri merupakan kondisi dimana harga jatuh secara umum dan nilai uang yang meningkat. Kebalikan dari inflasi yang diakibatkan banyaknya jumlah uang beredar, deflasi sendiri diakibatkan karena sedikitnya jumlah uang yang beredar.
Pertanyaannya sebenarnya apa itu inflasi ? apa penyebab terjadinya inflasi khususnya inflasi di Indonesia ? adakah cara mengatasi inflasi ?
Dan apa yang dimaksud dengan deflasi ? apa perbedaan antara inflasi dan deflasi ?
Pengertian Inflasi 
Arti inflasi sendiri sudah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi dengan sudut pandangnya masing-masing. Setiap definisi sejatinya memiliki benang merah yang sama. Berikut pengertian inflasi secara umum maupun menurut para ahli :

Secara Umum

  • Inflasi adalah kenaikan harga secara umumdimana terdapat kecenderungan terhadap peningkatan harga secara terus menerus dalam kurun waktu tertenu. Peristiwa kenaikan harga yang dimaksud adalah bukan hanya dari satu atau dua barang saja akan tetapi meluas pada hampir seluruh barang.
  • Definisi inflasi sebagai bentuk proses peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara berkala. Pada kondisi ini tingkat harga tinggi tidak selalu diartikan sebagai inflasi.

 Menurut Para Ahli

  • Parkin dan Bademenyatakan inflasi selalu berkaitan dengan harga dimana terjadi pergerakan peningkatan dari tingkat harga. Kondisi ini dapat disebut dengan ratio jumlah uang untuk mendapatkan barang.
  • Menurut Nopirin, inflasi adalah peristiwa kenaikan harga barang secara umum yang terjadi terus menerus pada beberapa waktu tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian inflasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa inflasi terjadi jika terjadi tiga kondisi yaitu :
  1. Terjadi Kenaikan Hargabarang dibandingkan dengan periode sebelumnya.
  2. Inflasi tidak dikatakan terjadi sebelum kenaikan harga barang mengalami kenaikan Secara Umumatau sederhananya harga naik tidak hanya pada satu atau dua barang saja namun hampir seluruh barang mengalami kenaikan harga.
  3. Kenaikan harga terjadi secara Terus Menerus, biasanya berlangsung beberapa bulan. Jika kenaikan hanya terjadi sesaat maka belum dikatakan terjadi inflasi.
Jenis - Jenis Inflasi 

Inflasi dibagi menjadi beberapa keadaan. Macam-macam inflasi bisa didasarkan tingkat keparahannya, penyebab terjadinya, dan juga asal atau darimana sumber inflasi tersebut berasal. Lebih lengkapnya simak penjelasan berikut ini :

Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

  1. Inflasi Ringan adalah inflasi yang memiliki tingkat kelajuan kurang dari 10% per tahun. Tingkat inflasi seperti ini biasanya terjadi di negara-negara berkembang yang sedang dalam tahap pembangunan. Inflasi ringan juga sering disebut dengan inflasi merangkak atau creeping inflation karena lajunya yang lambat.
  2. Inflasi Sedang memiliki laju antara 10% hingga 30% per tahunnya. Pada kondisi ini inflasi sudah cukup membuat perekonomian buruk. Dampak dari tingginya tingkat dan laju inflasi akan berpengaruh terhadap pergerakan peningkatan harga, penurunan pendapatan riil masyarakat khususnya kaum buruh. Sehingga ratio kenaikan upah dibandingkan dengan kenaikan harga akan selalu lebih kecil.
  3. Inflasi Berat berada pada kondisi yang lebih membahayakan yaitu memiliki laju antara 30% hingga 100% per tahun. Pada tingkat ini kenaikan harga-harga sudah mencapai level sulit untuk dikendalikan. Belum lagi kondisi menjadi lebih buruk akibat para pelaku ekonomi yang melakukan spekulasi demi mengambil manfaat dari kondisi tersebut.
  4. HyperInflation terjadi bila laju inflasi melesat melebihi 100% per tahun. Kondisi ini dapat dilihat bila setiap harga mengalami kenaikan terus menerus dan nilai uang terus berkurang drastis. Hal ini pernah menimpa negara Venezuela dimana nilai uang di Venezuela berada pada level sangat rendah.

 Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

Pembagian ini dapat pula disimpulkan sebagai faktor penyebab inflasi dimana inflasi disebabkan oleh tarikan permintaan dan desakan produksi maupun distribusi. Penyebab pertama biasanya dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang diterapkan sedangkan penyebab kedua dipengaruhi oleh kebijakan fiskal.
  1. Inflasi Dikarenakan Tingginya Permintaan (Demand Full Inflation)
Kondisi inflasi ini diakibatkan oleh tingginya permintaan terhadap barang yang disebabkan oleh besarnya likuiditas di pasar. Keadaan ini mempengaruhi perubahan harga. Peningkatan permintaan akan barang atau faktor produksi ini mengakibatkan peningkatan harga pada barang tersebut.
Inflasi pada kondisi ini timbul karena adanya kenaikan permintaan ketika situasi full employment yang berawal dari rangsangan jumlah berlebih likuiditas di pasar. Tingginya likuiditas ini juga dapat disebabkan dari kebijakan moneter dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang beredar, kebijakan suku bunga hingga aktivitas spekulasi di industri keuangan.
  1. Inflasi Dikarenakan Kenaikan Biaya Produksi (Cosh Push Inflation)
Selain karena tingginya permintaan, inflasi juga dapat disebabkan karena terjadinya perubahan di tingkat penawaran. Terjadinya kelangkaan produksi dan distribusi meski permintaan normal dapat memicu peningkatan harga yang sesuai dengan teori permintaan-penawaran.
Kondisi ini bisa disebabkan karena permasalahan teknis pada proses produksi, bencana, kelangkaan bahan baku, penimbunan, dll. Permasalahan yang sama dapat tejadi pada proses distribusi.
Jenis inflasi ini secara umum dibedakan menjadi dua yaitu :
  • Inflasi disebabkan adanya kenaikan harga bahan baku. Contoh inflasi ini seperti OPEC yang menaikan harga minyak.
  • Kondisi inflasi ketika kenaikan upah/gaji sehingga merangsang kenaikan harga bahan baku. Hal ini akan terjadi terus menerus dan saling bersahutan antara kenaikan upah dan harga bahan baku.

Inflasi Berdasarkan Asalnya

  1. Inflasi dari dalam negeriyang meliputi kerugian anggaran belanja negara secara kontinyu. Pada keadaan ini pemerintah melalui bank sentral yaitu Bank Indonesia biasanya melakukan pencetakan uang baru untuk menutupi kebutuhan. Meskipun hal inipun dapat menyebabkan inflasi tingkat lanjut jika tidak dikelola dengan benar. Terjadinya inflasi di dalam negeri juga bisa dikarenakan berbagai hal seperti gagal panen, lemahnya daya beli masyarakat dll.
  2. Inflasi dari luar negeriyang mengakibatkan meingkatnya harga produk impor. Contoh inflasi ini biasa dialami oleh negara berkembang yang menggunakan bahan baku dari luar negeri dalam proses produksinya atau yang melakukan perdagangan internasional.
Apabila dilihat secara sederhana dari berbagai macam jenis inflasi maka penyebab inflasi yang sering terjadi khususnya di negara berkembang seperti Indonesia adalah :
  1. Kebutuhan yang terus meningkat
  2. Peningkatan Biaya Produksi dan Tekanan Permintaan (Peningkatan upah, harga bahan baku, harga impor, dan pajak yang tinggi)
  3. Pencetakan uang yang berlebihan
  4. Peningkatan harga aset tetap (tanah, rumah, bangunan)
Pengaruh Inflasi 
Secara umum inflasi memiliki pengaruh terhadap perekonomian. Perekonomian yang terkena inflasi cenderung berjalan secara tidak normal dibandingkan biasanya. Jika dihubungkan pada pertumbuhan ekonomi suatu negara maka inflasi dapat mempengaruhi diantaranya :
  1. Mendorong Penanaman Modal Spekulatif

Ketika inflasi terjadi para pemilik modal akan lebih condong untuk melakukan suatu investasi yang spekulatif. Contoh dari investasi spekulatif ini seperti membeli aset berupa tanah, bangunan atau barang-barang berharga yang dianggap lebih menguntungkan. Para pemilik modal menghindari investasi produktif yang belum pasti dapat menghasilkan kedepannya.
  1. Inflasi menyebabkan ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang

Apabila inflasi terjadi, pemerintah perlu betul-betul konsentrasi agar inflasi tidak berkembang di luar kendali. Hal ini dikarenakan jika inflasi sudah di luar batas normal maka akan terjadi ketidakstabilan ekonomi yang dapat mempengaruhi para investor ataupun pengusaha sebagai pelaku perekonomian.
  1. Terjadinya permasalahan pada neraca pembayaran

Timbulnya inflasi yang tidak terkendali akan mengakibatkan harga barang impor meningkat sehingga membuat produksi dalam negeri menjadi lesu. Arus uang ke luar negeri akan lebih banyak dibandingkan yang masuk sehingga mengakibatkan kerugian atau defisit pada neraca pembayaran dan menurunnya nilai tukar rupiah.

Dampak Inflasi
Sebenarnya selain efek negatif, inflasi juga berdampak positif yang disesuaikan pada tingkat keparahan yang terjadi. Jika inflasi di bawah 10% per tahun (inflasi ringan) maka dapat membantu merangsang kondisi ekonomi untuk lebih baik. Rangsangan tersebut dapat berupa peningkatan pendapatan nasional dan mendorong semangat bekerja, investasi dan menabung bagi masyarakat.
Sebaliknya jika yang terjadi adalah inflasi parah bahkan hingga tidak terkendali maka perekonomian dapat dipastikan menjadi carut marut. Banyak orang yang mogok kerja karena ratio kenaikan harga tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan mereka. Demonstrasi pekerja akan terjadi dimana-mana dan akan mengarah pada kondisi yang lebih buruk.
Berdasarkan kondisi di atas sebenarnya inflasi secara umum banyak memberikan dampak negatif seperti :
  1. Menurunnya pendapatan riil
  2. Terjadinya kesejenjangan distribusi pendapatan
  3. Nilai riil tabungan menurun
  4. Kerugian bagi kreditur
  5. Banyak produsen yang defisit karena harga produksi yang naik
Contoh Dampak Inflasi 
Inflasi di Indonesia tentu saja menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Sebagai contoh pada pegawai dengan pendapatan dan uang pensiunan tetap maka akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya pada tahun diperolehnya dana tersebut. Namun seiring berjalannya waktu misalnya 10 tahun atau 15 tahun kemudian maka nilai dari uang yang diperoleh akan lebih rendah dibandingkan harapan di awal. Uang atau dana pensiun sudah tidak lagi mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Berbeda dengan pengusaha yang tidak begitu dirugikan oleh inflasi karena memperoleh penghasilan berdasarkan keuntungan saat itu juga.
Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi yang tidak terkendali tentunya akan dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi di masyarakat. Oleh karena itu pemerintah melalui Bank Sentralnya yakni Bank Indonesia harus berusaha untuk mengelola dan menekan inflasi agar tidak bekembang di luar kendali.
Pemerintah melalui Bank Indonesia biasanya mengambil kebijakan jika mulai terjadi inflasi diantaranya adalah kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Kebijakan Moneter

Langkah melalui kebijakan moneter adalah cara yang dilakukan oleh Bank sentral (Bank Indonesia) untuk mengatur jumlah uang yang beredar sehingga mempengaruhi kegiatan perekonomian dan menekan inflasi. Beberapa kebijakan yang diambil seperti :

  1. Operasi pasar terbuka
  2. Kebijakan Diskonto
  3. Rasio Cadangan Kas Wajib
  4. Pemberlakuan Kredit Secara Selektif (Ketat)
  5. Himbauan Moral

 Kebijakan Fiskal

Selain kebijakan moneter, pemerintah juga memberlakukan kebijakan fiskal yaitu mengarahkan kondisi ekonomi seperti yang diharapkan. Instrumen dari kebijakan fiskal ini sendiri biasanya meliputi pajak, pengeluaran pemerintah dan pinjaman pemerintah.

Kebijakan Non-Moneter

Tidak hanya kebijakan yang berhubungan dengan ekonomi moneter saja yang dijalankan untuk menekan inflasi akan tetapi kebijakan non-moneter di sektor riil juga perlu diperhatikan pemerintah. Beberapa langkah diantaranya adalah menaikan hasil produksi, meningkatkan upah pekerja, dan kebijakan untuk kepastian distribusi dan harga.

Indikator Pengukur Laju Inflasi

Bagaimana melihat apakah suatu inflasi masih dapat dikendalikan atau tidak ? Perlu diketahui bahwa terdapat rumus untuk mengetahui laju inflasi dengan berbagai indikator. Indikator inflasi menurutInternational Best Practiceantara lain :
  1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
  2. Indeks Harga Produsen (IHP)
  3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
  4. Indeks Harga Aset


inflasi dan deflasi
deflasi

Pengertian Deflasi

Apa itu deflasi ? dan apa perbedaannya dengan inflasi ? Definisi deflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan harga-harga barang secara masif dan terus menerus pada periode yang singkat. Deflasi ini sangat bertolak belakang dengan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang secara umum. Oleh karena itu deflasi ini dapat diartikan juga dengan disinflasi atau penurunan tingkat inflasi.
Perlu diketahui pada kondisi deflasi tidak hanya menyebabkan harga-harga barang yang turun akan tetapi juga menyebabkan penurunan tingkat upah secara umum. Terjadinya deflasi pada umumnya akibat rendahnya rasio perbandingan antara jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

 Jenis Deflasi

Terdapat dua macam jenis deflasi yang diketahui yaitu deflasi strategis dan deflasi sirkulasi. Penjelasan keduanya adalah sebagai berikut :
  • Deflasi Strategismerupakan deflasi yang timbul akibat dari ditetapkannya kebijakan terkait pengendalian gejala konsumsi yang berlebihan dalam rangka menekan kenaikan harga di pasar.
  • Deflasi Sirkulasi adalah deflasi yang muncul pada masa transisi dari ekonomi yang stabil menuju kemrosotan ekonomi. Kondisi ini timbul karena adanya ketidakseimbangan antara konsumsi dan daya produksi. Keadaan tersebut akan menyebabkan penurunan harga di pasaran pada resesi ekonomi dimana diawali dengan berkuangnya kebutuhan masyarakat pada barang ekonomis secara masif.

 Penyebab Deflasi

Terdapat beberapa faktor penyebab deflasi baik di Indonesia atau negara lain secara umum. Berikut penyebab deflasi :
  1. Turunnya Jumlah Uang Beredar

Penyebab turunnya uang yang beredar  di masyarakat yang mengakibatkan deflasi bisa dikarenakan berbagai hal. Pertama bisa jadi disebabkan dari kebijakan Bank Sentral itu sendiri seperti yang pernah terjadi di Amerika Serikat karena kebijakan dari The Fed dan di Spanyol pada tahun 2010 karena pemangkasan berbagai biaya.
Penurunan jumlah uang beredar juga dapat disebabkan karena masyarakat yang lebih memilih menyimpan uang mereka di bank dalam jumlah banyak. Hal ini juga merupakan efek domino dari Bank Sentral yang menaikan tingkat bunga menjadi lebih tinggi. Kondisi ini membuat peredaran uang di masyarakat berkurang dibandingkan dengan penawaran barang. Situasi inilah yang menjadi penyebab deflasi.
  1. Peningkatan Persediaan Barang yang Ditawarkan

Produksi barang yang baik memang selalu dikaitkan dengan jumlah permintaan di pasar. Meski demikian terkadang kondisi pasar menampilkan hal yang berbeda. Tingginya tekanan bisnis yang menyebabkan peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan hinggaoverproduction sehingga harga nantinya akan diturunkan demi mencapai penjualan.
Ataupun terjebak pada persaingan bisnis yang semakin ketat yang akhirnya setiap produsen berusaha menekan harga hingga level terendah. Tidak sampai disitu efeknya juga berpengaruh pada sektor lainnya dimana harga-harga barang lain akan ikut turun. Keadaan inilah yang nantinya berakbat pada defalsi.
  1. Turunnya Permintaan Akan Barang yang Ditawarkan

Kebijakan bank sentral terhadap moneter, penurunan daya beli masyarakat karena berbagai hal dan kelebihan penawaran dapat berimbas pula pada turunnya permintaan. Penurunan permintaan dihadapkan pada produksi/penawaran yang tetap ini akan menyebabkan turunnya tingkat harga barang di masyarakat.

 Pengaruh dan Dampak Deflasi

Deflasi tentu saja akan memberikan pengaruh yang signifikasn terhadap perekonomian suatu negara. Secara umum pengaruh besar deflasi ini yaitu :
  1. Berkurangnya jumlah uang beredar
  2. Aktivitas ekonomi yang terhambat
  3. Efek domino dari Lesunya aktivitas ekonomi
Selain efek besar dari pengaruh deflasi di atas, terdapat berbagai dampak yang dirasakan di berbagai sektor baik positif maupun negatif.

Dampak Negatif Deflasi

Efek domino dari lesunya aktivitas ekonomi memberikan dampak negatif dari deflasi seperti :
  • Banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
  • Pengurangan jumlah upah kerja
  • Lesunya Investasi di Sektor Riil
  • Merosotnya suku bunga di bank hingga 0%
  • Menurunnya nilai property
  • Nilai saham dan investasi yang merosot tajam

Dampak Positif Deflasi

Selain dampak negatif yang diberikan, akibat deflasi juga memberikan efek positif khususnya kepada masyarakat secara langsung. Kondisi deflasi akan merangsang banyak orang untuk menyimpan uang mereka di bank karena merasa memperoleh jaminan keamanan baik sosial maupun politik meski suku bunga rendah.

Contoh Deflasi

Deflasi bisa saja menimpa negara manapun baik negara berkembang seperti Indonesia maupun negara maju sekalipun. Berikut contoh deflasi yang terjadi :
  • Indonesia sempat diberitakan mengalami deflasi ketika muncul kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2015. Penurunan harga pertama pada tanggal 1 Januari 2015 dari harga Rp 8.500 menjadi Rp 7.500. Kemudian dilanjutkan penurunan kedua menjadi RP 6.600 pada tanggal 16 Januari 2015. Kebijakan tersebut dikarenakan merosotnya harga minyak dunia yang dikabarkan menjadi $50/barel.
  • Pada tahun 2012 Jepang melaporkan bahwa perekonomian mereka sedang menurun. Produk dari sektor industri terus melemah dibuktikan dengan penurunan permintaan ekspor pada bulan November. Harga yang terus menurun menandakan bahwa deflasi terus berjalan yang disebabkan rendahnya permintaan domestik. Dorongan terhadap permintaan domestik telah diupayakan untuk mengimbangi penurunan permintaan ekspor yang telah terjadi selama 6 bulan demi mendukung pertumbuhan ekonomi kembali.

Cara Mengatasi Deflasi

Pada dasarnya antara deflasi dan inflasi memiliki persamaan pada inti permasalahan yaitu pada jumlah uang yang beredar. Jika inflasi dikarenakan karena banyaknya jumlah uang beredar maka deflasi adalah sebaliknya yaitu sedikitnya uang beredar di masyarakat. Oleh karenanya langkah untuk mengatasi dampak deflasi ini sama dengan inflasi yaitu melalui Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal, dan Kebijakan Non-Moneter. Hanya saja pada kasus deflasi diupayakan untuk meningkatkan uang yang beredar (kebijakan moneter) dan menstimulus agar investasi dan pertumubuhan sektor riil kembali menggeliat.
Sebagai contoh pula pada kebijakan fiskal pada kasus deflasi maka dilakukan penurunan tarif pajak dimana pajak dinaikan saat terjadi inflasi.
Demikian penjelasan Jurnal Manajemen mengenai inflasi dan deflasi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu semua untuk memperkaya wawasan terkait kondisi perekonomian di Indonesia dan di Dunia. Selain itu diharapkan pula terobosan-terobosan baru terkait permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel