-->

Pengertian Siklus Bisnis


Siklus bisnis atau siklus ekonomi adalah pergerakan menurun dan menaik dari Produk Domestik Bruto (PDB) di sekitar tren pertumbuhan jangka panjangnya. Fluktuasi ini secara tipikal meliputi pergeseran sepanjang waktu antara periode pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat (ekspansi atau boom), dan periode dari stagnasi relatif atau penurunan (kontraksi atau resesi). Jadi, suatu siklus bisnis adalah periode waktu yang mengandung kenaikan dan penurunan yang berturut-turut.


Siklus bisnis biasanya diukur dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dari produk domestik bruto yang riil. Meskipun disebut sebagai siklus, fluktuasi ini dalam aktivitas ekonomi dapat terbukti tidak bisa diprediksi. Siklus boom dan bust menunjukkan ekspansi terjadi secara pesat dan kontraksi terjadi secara tajam.

Siklus bisnis adalah tipe fluktuasi yang ditemukan dalam kegiatan ekonomi negara secara agregat yang mengatur kegiatan mereka utamanya dalam institusi bisnis: suatu siklus yang termasuk ekspansi yang terjadi pada waktu bersamaan dalam banyak kegiatan ekonomi, diikuti oleh resesi yang sama secara umum, kontraksi dan pemulihan kembali yang bergabung ke dalam fase ekspansi dari siklus berikutnya. Dalam hal durasi, siklus bisnis bervariasi dari mulai lebih dari setahun sampai kepada sepuluh atau dua belas tahun.

Siklus bisnis bukan hanya fluktuasi dalam aktivitas ekonomi agregat. Fitur utama yang membedakan mereka dengan variasi musiman atau jangka pendek lainnya adalah bahwa fluktuasinya secara umum tersebar pada segala aspek ekonomi – industri, transaksi komersial, dan finansial. Ekonomi dari dunia barat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling berkaitan secara erat. Dia yang ingin memahami siklus bisnis harus menguasai cara kerja dari suatu sistem ekonomi yang teratur secara luas dalam suatu jaringan usaha bebas yang mengejar keuntungan. Masalah dari bagaimana siklus bisnis terbentuk adalah terpisah dari masalah bagaimana ekonomi kapitalis berfungsi.

Dalam tahun-tahun belakangan ini, teori ekonomi telah bergerak menuju pembelajaran fluktuasi ekonomi dibanding kepada suatu siklus bisnis, meskipun beberapa ekonom menggunakan frase ‘siklus bisnis’ sebagai cara singkat yang nyaman. Menyebut siklus bisnis sebagai suatu siklus sebenarnya kurang tepat, karena siklus bisnis memiliki sifat yang tidak melingkar.


Bagi Anda yang belum atau akan memulai usaha, perlu untuk memahami fase tahapan bisnis yang setidaknya mengarahkan langkah dan sepak terjang kita dalam memulai usaha. Berikut adalah 5 tahapan siklus hidup bisnis yang perlu kita ketahui.

1. Ide dan Validasi
Idea merupakan fase awal dalam siklus bisnis yang sangat penting dilakukan. Pada tahapan ini kita memerlukan beragam opini dan saran dari sahabat, keluarga, kolega hingga pakar bisnis.
Sehingga kesuksesan usaha kita pun tergantung pada pengambilan keputusan dan kamampuan diri, serta kesiapan memenuhi kebutuhan target pasar dan ditunjang dengan pengelolaan keuangan yang baik.
Maka tak heran, pada fase ini disebut juga sebagai tahapan pencarian jati diri bisnis. Pada akhirnya mengambil langkah dan mempertimbangkan kelayakan ide bisnis, serta bertanya pada diri sendiri apakah Anda memiliki apa yang diperlukan untuk membuat ide tersebut sukses.
Tantangan dalam tahap ini adalah:
  • Profitabilitas Ide Bisnis
  • Penerimaan Pasar
  • Menetapkan Struktur Bisnis
Mengetahui tantangan di atas, perlu kita validasi, baik berdiskusi dengan pakar, ataupun melalui survey ide bisnis untuk mengetahui dan membandingkan bahan baku produk serta harga yang sesuai dengan kompetitor yang ada.
Setelah validasi ide dan tantangan maka saatnya TAKE ACTION, segera lakukan aksi, jangan menunggu terlalu lama ide untuk dieksekusi, karena bisa jadi ide tersebut pun ada dalam benak calon pengusaha lain yang lebih dulu melakukan eksekusi ide bisnis.
Intinya yakin dan jalani saja dulu, ketika rencana sudah dibuat, kesalahan atau kegagagalan dalam proses eksekusi bisa dijadikan pengalaman dan pembelajaran untuk memperbaiki dan berstrategi lebih baik lagi.
2. Startup (Memulai)
Todd Herman mengatakan bahwa, fokus dari tahapan kedua ini adalah pasar, pasar dan pasar serta penawaran, penawaran dan penawaran.
Setelah memutuskan ide bisnis yang layak untuk dikejar dan saatnya membuat entitas bisnis diketahui target pasar.
Pada tahap startup, selesai mengembangkan produk atau layanan yang ditawarkan, langkah berikutnya mulai memasarkan dan menjualnya.
Dalam prosesnya, Anda akan mengutak-atik produk atau layanan sesuai dengan umpan balik awal dari pelanggan dan permintaan pasar.
Sehingga perlu mempelajari dan menyesuaikan model bisnis untuk memastikan profitabilitas dan memenuhi harapan pelanggan. Penyesuaian tersebut dapat mengatur bisnis di jalur yang benar.
Todd pun memberikan ulasan bahwa pada kenyataannya tahapan kedua ini tak semulus rencana, terdapat beberapa kasus yang umumnya dialami pengusaha seperti:
  • Uang masuk, tapi tidak cukup menguntungkan
  • Penjualan bersifat sporadis dan tidak konsisten
  • Sebagian besar pengusaha pada tahap ini melakukan banyak tugas yang mereka tahu tidak bagus, tetapi hal tersebut menjadi sebuah kebutuhan, karena mereka tidak mempunyai uang untuk mempekerjakan karyawan atau membayar pekerja lepas.
  • Waktu sering terbuang mencoba belajar bagaimana melakukan sesuatu, dan alasannya sekali lagi, tidak ada cukup uang untuk mempekerjakan orang lain untuk melakukannya.
  • Sering ada rasa khawatir dan stres, karena mulai mempertanyakan banyak hal, salah satunya seperti, “Apakah saya cocok dalam usaha ini?”
Kesepian dan perasaan keterasingan berada pada puncaknya dalam tahapan start up. Todd sendiri telah berdiskusi dengan ribuan pemilik bisnis di seluruh dunia, dan menyimpulkannya, bahwa tahapan start up ini adalah fase tersulit atau paling beresiko bagi seorang pengusaha.
Sehingga, diyakini bahwa kegagalan yang dibuat pada tahap ini berdampak pada keberlangsungan perusahaan, dan merupakan alasan utama mengapa 25% dari para pengusaha pemula tidak mencapai usia lima tahun.
Namun terlepas dari semua tekanan yang ada, terdapat perasaan optimisme yang konstan, dan itulah yang membuat pengusaha begitu istimewa.
Sehingga, tantangan dalam tahapan start up ini begitu menarik, mengharuskan kita mampu beradaptasi dengan permasalahan dan hambatan yang dilalui.
Terdapat tiga hal yang Todd sarankan untuk fokus pada tahapan ini adalah:
  1. Sistem Pemasaran
  2. Penjualan
  3. Produk
Mulai 2012 lalu, media pemasaran sudah tampak bergeser menuju digital marketing, jualan online atau bisnis online. Sehingga kemampuan untuk memasarkan produk secara online sangat penting saat ini.
Seth Godin bahkan berkata, “Sama seperti radio yang dibangun untuk merekam artis. Internet dibangun untuk pengusaha.”
Hal inipun sudah kita rasakan banyak dari outlet offline mulai bertumbangan saking banyaknya kebutuhan pasar yang lebih beragam, cepat dan mudah dan hal ini bisa diakomodir melalui pasar online.
Salah satu bisnis online yang tersukses di Indonesia adalah Go-Jek sebagai jasa transportasi online, Tokopedia untuk Pasar online serta Traveloka untuk Booking Tiket online.
Hal ini juga senada dengan yang dipaparkan pembicara Fahmi Hakim dan beberapa trainer bisnis lainnya bahwa pada tahapan start up atau starting ini yang terpenting adalah jualan dan bagaimana cash flow bisa diraih.
3. Growth/Survival (Pertumbuhan dan Bertahan)
Jika bisnis telah bertahan melalui dua tahapa siklus hidup bisnis, maka saat ini bisnis Anda berada dalam tahap pertumbuhan atau kelangsungan hidupnya.
Bisnis secara konsisten menghasilkan pendapatan dan menambah pelanggan baru.
Pendapatan berulang ini akan membantu membayar biaya operasional dan membuka peluang bisnis baru.
Dalam fase ini, bisnis Anda bisa beroperasi dengan baik atau mempertahankan keuntungan yang sehat, namun mungkin ada beberapa persaingan.
Pada tahap ini juga saatnya Anda perlu menyempurnakan model bisnis dan menerapkan metodologi, model penjualan, model pemasaran, dan model operasi atau dikenal dengan SOP(Standar Operasional Prosedur) yang telah teruji sebelum mengembangkan usaha untuk pasar massal.
Pengalaman yang paling umum terjadi pada tahap ini adalah:
  • Penjualan bagus, dan profitabilitas berada pada titik tertinggi sepanjang masa.
  • Pemasaran berlangsung aman dan menghasilkan banyak pelanggan.
  • Bisnis akhirnya mulai mendukung jenis kehidupan yang dinginkan secara finansial, namun sulit untuk menikmati hasil kerja, karena Anda selalu ‘bekerja keras’.
  • Menyisihkan ‘mental time’ hampir tidak ada, karena selalu memikirkan bisnis.
Masalah utama yang harus diperhatikan, apakah profitabilitas berhubungan langsung dengan kenyataan. Anda sebagai pemilik bisnis, melakukan banyak pekerjaan sendirian. Ini menyesatkan dan berbahaya, karena menguras tenaga dan pikiran dan tidak mampu berkembang lebih jauh. Seringkali sikap ini disebut pedagang bukan pengusaha.
Sebuah usaha atau bisnis pasti memerlukan karyawan untuk mengerjakan pekerjaan yang biasa Anda lakukan. Sehingga tahapan ini bisa menjadi momen untuk merekrut karyawan.
Sebagai pemilik usaha dapat fokus mengerjakan pekerjaan lainnya yang memungkinkan untuk terus bertahan dan berkembang.
Tahapan ini biasanya berada pada usia usaha mencapai 3-5 tahun. Sehingga SOP dan rekrut karyawan menjadi fokus utama dalam fase Growth.
4. Scale Up atau Ekspansi
Jika produk Anda berada pada posisi jajaran market leader, maka selamat Anda berada pada posisi aman untuk melakukan scale up.
Pada tahapan ini bisnis Anda mulai banyak diperhitungkan dan telah memperoleh pelanggan tetap dan putaran uang kas sangat cepat. Sehingga pengembangan produk baik dari variasi produk ataupun mengambil keputusan untuk ekspansi untuk menambah cabang bisnis baru bisa dilakukan.
Akan tetapi syaratnya perusahaan harus stabil dan sehat. karena bisa jadi profit tinggi tapi keuangan tidak sehat.
Tantangan dalam tahapan ini, karena profit tinggi dan keuangan sehat, bisa jadi Anda terlalu nyaman dan ini berbahaya. Dalam bisnis, jika Anda tidak bergerak maju, Anda dipastikan bergerak mundur.
Lihatlah sumber daya yang ada, bersikaplah realistis mengenai usaha dan biaya dan keuntungan potensial, dan selalu perhatikan mengenai bagaimana perluasan usaha dapat mempengaruhi kualitas layanan saat ini yang Anda berikan kepada pelanggan yang ada.
Sehingga sangat perlu jika belum atau tidak melakukan ekspansi pada bisnis lainnya, maka lakukan ekspansi pada produk yang sudah ada, atau membuat produk berbeda tapi satu rumpun yang disebut diversifikasi, baik dengan menambah jenis dan model produk atau menambah jumlah stok produk.
Tantangan tahapan ini adalah:
  • Meningkatkan kompetisi pasar
  • Manajemen akuntansi
  • Memulai usaha baru
  • Menambahkan produk/Layanan Baru
  • Memperluas bisnis yang ada seperti membuka cabang
5. Maturity (Mapan)
Setelah menavigasi tahap pengembangan dari siklus hidup bisnis dengan sukses, perusahaan Anda sekarang harus melihat keuntungan stabil dari tahun ke tahun.
Biasanya berada pada tahapan ini kebanyakan mencapai usia usaha 10 tahun.
Seperti yang diungkapkan oleh Richard ST. John dalam bukunya yang berjudul 8 To Be Great bahwa, kesuksesan butuh 10 tahun. Ia menyatakan demikian berdasarkan riset terhadap kebanyakan mereka yang sukses dalam bidangnya di seluruh dunia.
Squarespace.com contohnya, memerlukan waktu hampir 10 tahun membangun platform web terkini yang telah banyak dikenal dan digunakan pebisnis maupun blogger dunia.
Begitupula dengan Jack Dorsey founder dari twitter membutuhkan waktu bertahun-tahun atau 10 tahun dalam kemapanan mereka menjalankan bisnis nya.
Pada tahapan kemapanan usaha ini, terdapat dua pilihan yang banyak diambil oleh pengusaha sukses yakni ekspansi lebih jauh atau keluar dari bisnis dan menyerahkan usaha untuk dikelola pada CEO baru.
Jika Anda memutuskan untuk memperluas usaha lebih jauh, perlu bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang sama dengan yang Anda lakukan pada tahap pengembangan:
“Dapatkah bisnis mempertahankan pertumbuhan lebih lanjut?
Apakah ada cukup kesempatan di luar sana untuk ekspansi?
Apakah bisnis Anda cukup stabil secara finansial untuk menutupi usaha ekspansi yang tidak berhasil?”
Sebenarnya, banyak perusahaan mengubah kepemimpinan di sini, membawa CEO berpengalaman yang lebih fresh untuk menavigasi tantangan baru.
Sebut saja Microsoft, yang berulang kali berganti CEO, namun Bill Gates tetap memiliki saham besar pada Microsoft. Atau Googleyang saat ini sudah memiliki CEO baru, Sundar Pichai, yang dipercaya Larry Page untuk mengisi posisi kepemimpinan.
Menjelajahi siklus hidup bisnis, tidak semua bisnis akan mengalami setiap tahap siklus bisnis tersebut, bisa jadi kronologisnya berbeda karena beberapa hal. Misalnya, saat sudah berada pada tahap pengembangan dan profit, bisnis kemudian langsung diserahkan pada pemimpin baru, dan pemilknya pensiun dini dari usaha dengan memegang saham terbesar usaha tersebut.
Namun bagi banyak perusahaan, akan ada semacam kemiripan dengan tahapan yang ditetapkan di atas, dan kesadaran dapat membantu mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya dan bagaimana Anda bisa mempersiapkan diri dan tim sebaik mungkin untuk memaksimalkan peluang kesuksesan
Membuat keputusan yang tepat pada setiap tahap adalah hal penting, dan tentu saja bagaimanapun juga dalam bisnis akan membutuhkan campuran naluri dan akal bisnis praktis Anda.
Tak lupa dalam setiap usaha diniatkan untuk hal positif dengan cara yang baik dan halal, serta selalu memohon kepada Allah SWT agar berada dalam usaha yang berkah dan dapat mendekatkan diri pada-Nya.
Referensi:
[1] http://toddherman.me/the-five-stages-of-business-growth/
[2] https://www.business2community.com/strategy/stages-business-lifecycle-challenges-0798879
[3] https://www.entrepreneur.com/article/271290
[4] https://hbr.org/1983/05/the-five-stages-of-small-business-growth

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel